Limitasi Menghardik Anak Yatim dalam Surah Al-Maun: Implementasi Teori Hudud Muhammad Syahrur
(1) Universitas PTIQ Jakarta
(*) Corresponding Author
Abstract
Abstract
At first glance, rebuking orphans in Surah Al-Maun is a form of absolute threat to anyone who is suspected of carrying out negative actions towards them. So we are still very doubtful because on the one hand it actually has an unfavorable impact on the behavior of the orphans themselves. Responding to this case, this article attempts to explain how to re-read Surah al-Maun using Muhammad Syahrur's hudud (limitation) theory. Hudud theory itself offers a dynamic method of interpreting the Qur'an in order to continue to find the relevance of verses to the context of time and place which is divided into minimum limits and maximum limits. The method used in this research is qualitative by projecting the findings in descriptive-analytical form. This article concludes that the prohibition on rebuking orphans contained in QS Al-Maun is a maximum limit that cannot be exceeded by every Muslim so that there are certain affirmations and goals included in it. The goal to be achieved by this order is to realize benefits for the lives of orphans. This context also cannot be separated from the element of historicity at the time the verse was revealed.
Abstrak
Menghardik anak yatim dalam surah Al-Maun sekilas sebagai bentuk ancaman mutlak bagi siapa saja yang terindikasi melakukan tindakan negatif kepada mereka. Sehingga masih sangat sangsi karena di satu sisi justru berdampak tidak maslahat untuk perilaku anak yatim itu sendiri. Merespon kasus tersebut, artikel ini berusaha mengurai untuk membaca kembali Surah al-Maun dengan menggunakan teori hudud (limitasi) Muhammad Syahrur. Teori hudud sendiri menawarkan sebuah metode penafsiran Al-Qur’an yang dinamis agar tetap menemukan relevansi ayat dengan konteks masa dan tempat yang dibagi menjadi limit minimal dan limit maksimal. Adapun metode yang digunakan dalam riset ini adalah kualitatif dengan memproyeksikan hasil temuan dalam bentuk diskriptif-analitis. Artikel ini berkesimpulan jika larangan menghardik kepada anak yatim yang termuat dalam QS Al-Maun merupakan batasan maksimal yang tidak boleh dilampaui oleh setiap muslim sehingga ada penegasan dan tujuan tertentu yang masuk di dalamnya. Tujuan yang hendak dicapai oleh perintah tersebut ialah terwujudnya kemaslahatan untuk kehidupan anak yatim. Konteks ini juga tidak bisa terpisah dari unsur historisitas pada saat ayat tersebut turun.
Keywords
References
Ali, Mikdar Rusdi, Achmad Abu Bakar, M. Ilham, Muhammad. “Al-Mustadh’afin: Reflection of the Qur’an on Social Inequalities.†Fitrah: Jurnal Kajian Ilmu-ilmu Keislaman 8, no. 2 (2022): 327–344.
Amri dan Arifinsyah, Syamsul. “Muhammad Syahrur’s Thoughts on the Term Nisa’ in the Al-Qur’an Surah Ali Imran: 14 (Hermeunetical Studies).†Al-Afkar: Journal for Islamic Studies 7, no. 2 (2024).
Aziz, Abdul. “Konsep Milk Al-Yamin Muhammad Syahrur Sebagai Keabsahan Hubungan Seksual Non Marital.†Disertasi, UIN Sunan Kalijaga, 2019.
Baljon, JMS. Modern Muslim Koran Interpretation (1880-1960). Leiden: EIJ Brill, 1968.
Creswell dan J David Creswell, John W. Research Design: Qualitatuve, Quantitative, and Mixed Methods Aproaches. 17th ed. Los Angeles: Sages, 2018.
Fanani, Muhyar. “Pemikiran Muhammad Syahrur Dalam Ilmu Ushul Fikih: Teori Hudud Sebagai Alternatif Pengambangan Ilmu Ushul Fikih.†UIN Sunan Kalijaga, 2005.
Faris, Ibnu. Mu’jam Maqayyid al-Lughah. Bairut: Dar Fikr, t.th.
Hamka, Buya. Tafsir Al-Azhar. Vol. 3. Jakarta: Gema Insani, 2015.
Huwaidi, Fahmi. Al-Qur’an Wa Al-Sultan: Humum Islamiyah Mu’ashirah. Kairo: Dar al-Suruq, 1998.
Kurzman, Charles. Liberal Islam: A Source Book. New York: Oxford University Press, 1998.
———. Wacana Islam Liberal: Pemikiran Islam Kontemporer Tentang Isu-Isu Global. Translated by Bahrul Ulum dan Heri Junaidi. Jakarta: Paramadina, 2001.
Mahmud Syakhatah, Abdullah, ed. Tafsir Muqattil Bin Sulaiman. Bairut, 2002.
al-Razi, Fakhruddin. Mafatih Al-Ghaib. Vol. 32. Lebanon: Dar Fikr, 1981.
Saeed, Abdullah. Interpretating the Qur’an: Towards a Contemporary Approach. New York: Routlage, 2006.
Syahrur, Muhammad. Al-Kitâb Wa al-Qur’an: Qirâah Muashirah. Damaskus: Ahali li an-Nasyr wa at-Tauzi’, 1993.
———. Nahwa Ushul Jadidah Li Al-Fiqhi al-Islami. Damaskus: Al-Ahalli, 2000.
Syamsudin, Sahiron. “Metode Intratekstualitas Muhammad Shahrur Dalam Penafsiran Al-Qur’an.†In Studi Al-Qur’an Kontemporer, edited by Abdul Mustaqim dan Sahiron Syamsudin. Yogyakarta: Tiara Wacana, 2002.
Taji-Farouki, Suha, ed. Modern Muslim Intellectuals and The Qur’an. London: Oxford University Press, 2006.
Witro, Doli. “Muhammad Syahrur, Teori Limitasi, Dan Pembaharuan Hukum Islam Kontemporer.†Istinbath: Jurnal Hukum 18, no. 1 (2021).
DOI: 10.24235/diyaafkar.v12i2.18779
Article Metrics
Abstract view : 2 timesRefbacks
- There are currently no refbacks.
 Â
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Â
Â