TRADISI PESNTREN DAN KONSTRUKSI NILAI KEARIFAN LOKAL DI PONDOK PESANTREN NURUL HUDA MUNJUL ASTANAJAPURA CIREBON
(1) 
(*) Corresponding Author
Abstract
Pesantren Nurul Huda Munjul Astanajapura Cirebon. Secara konseptual, studi ini diorientasikan untuk menemukan konstruksi nilai-nilai kearifan lokal dan dampak pemeliharaan nilai-nilai kearifan lokal terhadap pola pikir dan tingkah laku civitas di pondok pesantren ini. Dengan memanfaatkan metode penelitian kualitatif, studi ini melahirkan beberapa temuan, antara lain: pertama, adanya budaya patron klien dalam hubungan antara kiai dan santri. Budaya ini berdampak pada makin besarnya kharisma seorang kiai di mata santri dan pesantren terkendali oleh kepemimpinan kharismatik sang Kiai. Kedua, sowan dan berkah. Para santri sebagai subyek yang banyak mencari manfaat “berkah†ini akan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan berkah dari sang kiai seperti menjadi sopir atau abdi dalem kiai, tukang suruh atau tukang pijat kiai, meminum dan memakan sisa minuman dan makanan sang kiai, menjaga barang-barang kiai, dan lain sebagainya. Sowan dan berkah berdampak melanggengkan hubungan yang erat antara kiai dan santri. Ketiga, bandongan dan sorogan. Sistem pengajaran menggunakan sorogan dan bandongan berdampak pada rigidnya pengajaran teks klasik dan terhambatnya sistem pengajaran modern berbasis informasi dan teknologi. Keempat, tahlilan dan ziarah kubur. Kedua ritual peribadatan ini berdampak pula pada langgengnya hubungan antara kiai dan santri, walaupun kiai mereka telah wafat, ada kewajiban moral untuk mendoakannya melalui tahlil dan ziarah kubur dan juga berdampak pada peningkatan spriritualitas masyarakat pesantren. Dan kelima, adanya Tarekat Syahadatain, yang menekankan pada Ma’rifat billah (eling Allah). Jenis tarekat ini berdampak pada makin meningkatnya spritualitas dan religiusitas jama’ah Syahadatain.
Kata Kunci: Pondok pesantren Nurul Huda Munjul Cirebon, Tradisi Pesantren, Kearifan Lokal, Konstruksi Nilai.
Full Text:
PDFReferences
A. Buku
Azra, Azyumardi, dalam Pengantar Nurcholis Madjid. Bilik-bilik
Pesantren. Jakarta: Paramadina, 1997.
Azwar, Saifuddin. Metode Penelitia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007. Cet. VII.
Bruinessen, Martin van. Kitab Kuning, Pesantren dan Tarekat. Bandung: Mizan, 1999. Cet. 3.
Bungin, M. Burhan. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi,
Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana,
Cet. 2.
Dhofier, Zamakhsyari. Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan Hidup Kiai. Jakarta: LP3ES, 1994. Cet. 6.
Dhofier, Zamakhsyari. Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kiai dan Visinya mengenai Masa Depan Indonesia. Jakarta: LP3ES, 2011.
Fuad, Mahsun. Hukum Islam Indonesia: Dari Nalar Partisipatoris Hingga Emansipatoris. Yogyakarta: LKiS, 2005.
Koentjaraningrat. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Radar Jaya Offset, 2000.
Mahfudh, MA. Sahal. Nuansa Fiqih Sosial. Yogyakarta: LKiS, 2004. Cet.IV.
Mas’ud, Abdurrahman. Intelektual Pesantren Perhelatan Agama dan Tradisi. Yogyakarta: LKiS, 2004.
Mu’allim, Amir dan Yusdani. Konfigurasi Pemikiran Hukum Islam.
Yogyakarta: UII Press, 2001. Cet. 2.
Mudzhar, M. Atho. Membaca Gelombang Ijtihad, antara Tradisi dan Liberasi. Yogyakarta: Titian Illahi Press, 1998.
Mughits, Abdul. Kritik Nalar Fiqh Pesantren. Jakarta: Kencana, 2008.
Musa, Ali Maschan. Nasionalisme Kiai: Konstruksi Sosial Berbasis Agama. Yogyakarta: LkiS, 2007.
Pranowo, M. Bambang. Memahami Islam Jawa. Jakarta: Pustaka
Alvabet, 2011. Qomar, Mujamil. Pesantren: Dari Transformasi Metodologi menuju Demokrasi Institusi. Jakarta: Erlangga, 2009.
Scott, James C. Moral Ekonomi Petani. Jakarta: LP3S, 1983.
Syahrur, M. Prinsip dan Dasar Hermeneutika Hukum Islam Kontemporer, (terj.) Sahiron Syamsuddin dan Burhanuddin. Yogyakarta: eLSAQ, 2007.
Turmudi, Endang. Perselingkuhan Kiai dan Kekuasaan. Yogyakarta: LKiS, 2004.
Wahid, Abdurrahman. “Pesantren sebagai Sub Kultur†dalam Dawam Rahardjo (ed.), Pesantren dan Pembaharuan. Jakarta: LP3ES, 1988.
B. Wawancara
Wawancara dengan KH. Nurchotim, salah seorang pengasuh Pesantren Nurul Huda Munjul di Desa Munjul Kecamatan Astanajapura Kabupaten Cirebon, 10 September 2013.
DOI: 10.24235/holistik.v15i2.335
Article Metrics
Abstract view : 763 timesPDF - 831 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.