RESPON PERTUMBUHAN TANAMAN Gmelina arborea Roxb DAN Paraserianthes falcataria L. Nielsen DENGAN PENGGUNAAN Thiobacillus thioparus dan KOMPOS DALAM UPAYA BIODEGRADASI SIANIDA YANG TERKANDUNG DALAM TAILING EMAS

Ina Rosdiana Lesmanawati(1*),


(1) IAIN Syekh Nurjati Cirebon
(*) Corresponding Author

Abstract


Tailing merupakan bahan sisa (residu) tambang berupa batuan yang telah digerus dan telah diambil mineral emas, perak dan logam lainnya. Limbah tailing mengandung unsur logam mikro dan logam berat (sianida) yang dapat meracuni baik terhadap tanaman, hewan, maupun manusia. Karenanya perlu upaya pengelolaan limbah B3 ini sehingga sesuai fungsinya kembali.Salah satu upaya pengelolaan limbah B3 pada unit pertambangan emas ini adalah dengan pemanfaatan bahan organik (kompos) dan mikroorganisme yang memiliki kemampuan dalam mendegradasi kandungan senyawa B3 (sianida) yang terdapat dalam limbah tailing. Pada percobaan ini dilakukan penanaman jenis tanaman Gmellina arborea Roxb dan Paraserianthes falcataria L. Nielsen (Sengon) yang merupakan tanaman cepat tumbuh (fast growing species). Tanaman-tanaman ini diharapkan dapat mengurangi kandungan senyawa B3 yang terdapat dalam tailing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara inokulan bakteri (Thiobacillus thioparus) dengan kompos berpengaruh nyata  terhadap tinggi tanaman, diameter batang, dan bobot kering tanaman Gmelina dan Sengon.Pada akhir pengamatan (8 MST) tanaman Gmelina tertinggi dihasilkan pada perlakuan kompos 20% dengan pemberian inokulan bakteri 10 ml. Sedangkan tanaman sengon tertinggi pada perlakuan kompos 20% dengan pemberian inokulan bakteri 5 ml. Diameter batang tanaman Gmelina dan Sengon terbesar juga dihasilkan pada kompos 20% dengan penambahan inokulan bakteri 10 ml. Bobot kering terbesar dihasilkan pada perlakuan kompos 20% dengan penambahan inokulan bakteri 10 ml untuk tanaman Gmelina dan bobot kering sengon terbesar dihasilkan pada perlakuan  kompos 20% dengan penambahan inokulan bakteri 5 ml.Hasil pengukuran konsentrasi sianida selama 8 MST menunjukkan adanya penurunan konsentrasi sianida dalam media tanam, baik tanpa penanaman tanaman contoh ataupun dengan penanaman tanaman contoh (Gmelina dan Sengon), walaupun dari hasil sidik ragam tidak menunjukkan perbedaan nyata. Pada awal pengamatan konsentrasi sianida mencapai 7.92 ppm dan pada 8 MST konsentrasi sianida sudah tidak terdeteksi.

Full Text:

PDF

References


Chaney RL Brown, SL, Angle JS .1997. Phytoremediation of soils metals. Opini Biotechnol 8 : 279-284

Ermawati, 1994. Pengaruh pemberian mulsa dan inokulasi Rhizobium terhadap nodulasi pada tanaman kedelai di lahan kering, Jurnal. Penelitian Pengembangan Wilayah. Lahan Kering 109-115

Fitter, AH dan RKM Hay. 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman Terjemahan Andani, S & ED Purbayanti. Gajah Mada University, Yogyakarta

Jordan TS, Young CA. 2001. Cyanide Remediation: Current and Past Technologies. Proceeding of the 10 th Annual Conference on Hazardous Waste Research.

Kusnoto dan Kusumodidjo.1995. Dampak Penambangan dan Reklamasi. Ditjen Tambun. Pusat pengembangan Tenaga Pertambangan Bandung.

Leiwakabessy, 1998. Kesuburan Tanah. Jurusan Tanah.Faperta. IPB. Bogor

Handayani,DM. 2004.Isolasi bakteri pendegradasi sianida tailing Pongkor. Jurusan Teknologi Industri . Fakultas Teknologi Pertanian. IPB. Bogor.

Siregar, A.D. 1999. Tambang Emas Pongkor sebagai pertambangan Emas berwawasan Lingkungan . Seminar Teknologi pengolahan Limbah II. Badan Tenaga Atom Nasional. Jakarta.

Suryanto, Susetyo W. 1997. Perlakuan bahan organic dan tanah mineral pada bahan tailing terhadap ketersediaan unsure hara makro dan unsure logam mikro.Jurnal Ilmu Tanah Ling.




DOI: 10.24235/sc.educatia.v1i1.497

Article Metrics

Abstract view : 843 times
PDF - 1204 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Scientiae Educatia: Jurnal Pendidikan Sains indexed by:

       

Creative Commons License
This work is licensed under a 
Creative Commons Attribution 4.0 International License.

Stat Counter (Link)

Â